DAMPAK TEKNOLOGI DAN INFORMASI
KOMPUTER DALAM BIDANG KEPERAWATAN

Disusun
oleh :
Nama : Moh. rizky
NIM : 2016010
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA NUSANTARA PALU
Tahun ajaran 2016/2017
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Dengan
mengucap Alhamdulillah saya dapat menyusun
makalah yang berjudul “DAMPAK
TEKNOLOGI KOMPUTER DIBIDANG KEPERAWATAN”. Kami ucapkan banyak terima kasih
kepada Dosen Pembimbing yang telah membimbing kami dalam setiap materi tentang
IT, tidak lupa teman-teman yang senantiasa kami banggakan yang semoga kita
selalu dalam lindungan Allah serta dapat berjuang dijalan Allah SWT.
Kami
menyadari tentunya makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu kami mohon
saran dan kritik yang sifatnya membangun tentunya. Akhirnya kami mengucapkan
terima kasih dan mohon maaf apabila dalam penulisan masih terdapat
kalimat-kalimat yang kurang dapat dipahami agar menjadi maklum.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb
DAFTAR PUSTAKA
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………i
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..1
LATAR
BELAKANG…………………………………………………………………1
TUJUAN……………………………………………………………………………….1
BAB II LANDASAN MATERI…………………………………………………………….2
DASAR
MATERI…….....................................................................................................2
BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………………………3
A.
SISTEM INFORMASI
KEPERAWATAN………………………………………...3
B.
SEJARAH SISTEM INFORMASI
KEPERAWATAN…………………………….3
C.
TEKNOLOGI
INFORMASI……………………………………………………….4
D.
TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG
KEPERAWATAN……………...5
E.
DAMPAK TEKNOLOGI DALAM BIDANG
KEPERAWATAN..........................6-9
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………….………10
KESIMPULAN………………………………………………………………………...10
SARAN………………………………………………………………………………...10
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………….11
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Perkembangan
teknologi dan informasi yang sangat pesat menyebabkan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan juga semakin berkembang. Perkembangan pengetahuan
masyarakat , membuat masyarakat lebih menuntut pelayanan kesehatan yang bermutu
dan dapat dipertanggungjawabkan. Kebutuhan layanan kesehatan
termasuk keperawatan yang cepat, efisien dan efektif menjadi tuntutan masyarakat
saat ini. Hal tersebut telah membuat dunia keperawatan di Indonesia menjadi
tertantang untuk terus mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang
berbasis teknologi informasi (Rini, 2009)
Perawat sebagai
salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan,
mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam
upaya peningkatan mutu, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai standar, yaitu mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi
berikut dengan dokumentasi
Kualitas atau
mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit bergantung kepada kecepatan,
kemudahan, dan ketepatan dalam melakukan tindakan keperawatan. Dalam hal
ini perawat berada dalam posisi kunci untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan melalui strategi dan intervensi yang mendukung keselamatan
pasien.
Manfaat
teknologi memang cukup besar dalam meningkatkan keselamatan pasien dan kualitas
pelayanan keperawatan. Namun dampak negatif yang timbul dari penggunaan teknologi
tersebut, tidak boleh diabaikan.
Meskipun diakui
bahwa teknologi dapat mempromosikan perasaan keselamatan pada pasien, teknologi
tidak pernah bisa menggantikan kedekatan dan empati sentuhan manusia
(Almerud ,et al , 2008 dalam Harley & Timmos 2010)
2.
Tujuan
Dengan
hadirnya teknologi dan informasi yang semakin modern, para perawat dituntut
untuk dapat mengetahui dan menerapkan kecanggihan teknologi dalam bidang
keperawatan dengan tujuan untuk lebih mudah dan lebih fleksibe
BAB II
LANDASAN MATERI
DASAR MATERI
Teknologi:
dari kata Bahasa Perancis yaitu “La Teknique“ yang dapat
diartikan dengan ”Semua proses yang dilaksanakan dalam upaya untuk mewujudkan
sesuatu secara rasional”. Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan sesuatu
tersebut dapat saja berupa benda atau konsep.
Informasi :
data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang
mempunyai arti dan bermanfaat bagi manusia (Husein dan Wibowo, 2002).
data yang telah diolah dan dianalisa secara formal,
dengan cara yang benar dan secara efektif, sehingga hasilnya bisa bermanfaat
dalam operasional dana manajemen (Sabarguna, 2003).
data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti
bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau di masa
mendatang (Davis, 2002).
BAB
III
PEMBAHASAN
A. SISTEM
INFORMASI KEPERAWATAN
Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari
ilmu komputer, informasi dan keperawatan yang disusun untuk mempermudah
manajemen, proses pengambilan keputusan, dan pelaksanaan asuhan keperawatan.
Salah satu penggunaan sistem informasi keperawatan di kembangkan pada tahun
1960-1970-an adalah dengan pendokumentasian keperawatan terkomputerisasi.
Pendokumentasian terkomputerisasi memfasilitasi pembakuan klasifikasi asuhan
keperawatan sehingga menghilangkan ambiguitas dalam pendokumentasian
keperawatan. Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi
keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data,
informasi dan pengetahuan tentang standar dokumentasi, komunikasi,
mendukung proses pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan
pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan
keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang
diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak
pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan
dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail,
cepat, relevan untuk suatu organisasi.
B. SEJARAH SISTEM
INFORMASI KEPERAWATAN
Komputer telah dikenal berpuluh – puluh tahun lalu,
tetapi rumah sakit terlambat dalam menangkap revolusi komputer. Perawat
terlambat mendapatkan manfaat dari komputer, usaha pertama dalam menggunakan
komputer oleh perawat terjadi pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an,
penggunaannya mencakup automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status
dan perawatan pasien dan penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf
keperawatan untuk analisa kecenderungan masa depan staf.
Pada pertengahan tahun 1970-an ide dari sistem informasi
rumah sakit diterapkan dan perawat mulai menerapkan sistem informasi manajemen
keperawatan. Pada akhir tahun 1980-an munculah sistem mikro komputer yang
semakin mendukung pengembangan sistem informasi keperawatan. Di Indonesia
sistem informasi manajemen keperawatan masih minim penerapannya,
pendokumentasian keperawatan umumnya masih menggunakan pendokumentasian
tertulis. Pemerintah Indonesia sudah memiliki visi tentang sistem informasi
kesehatan nasional, yaitu Reliable Health Information 2010
(Depkes,2001).
Pada
perencanaannya sistem informasi kesehatan akan di bangun di Rumah Sakit
kemudian di masyarakat,tetapi pelaksanaanya belum optimal.
C. TEKNOLOGI
INFORMASI
Pengertian teknologi informasi adalah perolehan,
pemprosesan, penyimpanan dan penyebaran informasi baik yang berbentuk angka,
huruf, gambar maupun suara dengan alat electronic berdasarkan kombinasi antara
perhitungan (computing) dan komunikasi jarak jauh (telecommunications). Perlu
di ketahui bahwa jika pada masa lalu penanganan informasi mengandalkan pada
kertas, artinya semakin banyak informasi semakin banyak kertas yang di butuhkan
atau di simpan sedangkan sekarang hal itu telah beralih ke”impulse”electric
yang berukuran mini dengan kemampuan simpan lebih besar di bandingkan dengan
kertas. Contoh, satu disket /flopdy/compact disk dapat memuat atau di isi
sejumlah informasi setara dengan satu buku berukuran sedang.
Ada tiga komponen utama dari teknologi informasi antara
lain :
1. Komputer adalah mesin electronic
yang mampu untuk membuat kalkulasi dengan kapasitas yang besar dan sangat
cepat.
2. Mikro electronik adalah rancang
bangun (disain) penerapan dan produksi dari peralatan elektronik yang berukuran
sangat kecil yang terdiri dari komponen-komponen yang rumit.
3. Telkomunikasi adalah
trasmisi informasi melalui kabel atau gelombang radio, komponen-komponen
utama akan di bahas secara rinci kemudian.
1. Komputer
Upaya pertama untuk memproses data dengan peralatan
electronic di lakukan di Amerika Serikat oleh Herman Hollerith pada decade
1890-an dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan akan cara lebih baik untuk
mencatat dan menganalisis hasil sensus di Amerika Serikat. Hollerith
berpikir akan perlunya otomatisasi proses, dia bertolak dari gagasan
penemuan sebelumnya. Alat ini di namakan “punched card” oleh Charles Babbage
yang berkebangsaan Inggris. Holerith merakit berbagai komponen mekanis electris
dan mendisain suatu tabulator yang mampu ”membaca“ informasi yang di muat dalam
suatu card/kartu. Tabulator penemuan Hollerith tersebut bekerja sangat sukses,
karena berhasil mengurangi jam kerja sekitar 1/3 waktu yang di butuhkan orang
untuk menangani kegiatan bersangkutan.
Alat temuan Holerith ini untuk beberapa
decade telah membentuk dasar-dasar pemrosesan data di bidang komersial.
Berbagai upaya perintis untuk menciptakan mesin yang dapat membantu pemecahan
masalah atau computer dilakukan semasa perang dunia ke 2, sejalan dengan usaha-usaha
para ilmuwan negara-negara sekutu mencari cara untuk memecahkan kode-kode pihak
musuh.
Dengan pengembangan computer terus berlangsung
sampai decade 1960-an, kita mengenal adanya computer dengan ukuran besar,
biasanya di sebut ‘MAINFRAME’ alat ini perlu di tempatkan dalam ruang khusus
dan harus mempunyai ”AC”. MAINFRAME sebagai mesin computer induk dilengkapi
atau di hubungkan dengan beberapa mini computer, masing-masing memerlukan
tempat seukuran meja kantor dan juga perlu di tempatkan dalam ruangan yang
ber-AC. Jenis computer lain adalah microcomputer ukuranya lebih kecil dan lebih
ringan daripada mini computer serta tidak memerlukan lingkungan dan ruangan
yang khusus
D.
TEKNOLOGI DAN INFORMASI DALAM BIDANG KEPERAWATAN
Pemanfaatan
teknologi akan semakin meningkat seiring dengan perkembangan kebutuhan manusia.
Perkembangan teknologi mempunyai peran penting terhadap kehidupan manusia
termasuk di dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan. Perawat sebagai salah satu
tenaga kesehatan yang ikut serta berperan dalam pelayanan kesehatan merasakan
dampaknya. Perkembangan teknologi informasi khususnya internet memberi peluang
kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang salah satu persoalan
penting yang dihadapi sehari hari yaitu kesehatan. Peningkatan pemahaman
tentang kesehatan ini dapat membawa pengaruh yang sangat besar terhadap cara
pandang masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehari-hari yang dapat memberikan
dampak terhadap kesehatan manusia. Sebagai contoh konsumsi makanan yang
menyehatkan dan penjelasan berbagai alternatif bahan obat-obatan yang dapat
membantu mengobati penyakit yang sedang diderita.
Keperawatan
sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan menentukan
mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya
mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan
konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan
yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai
suatu profesii menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai
dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan
yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik. Dalam melaksanakan
praktik keperawatan, tentunya perawat berhadapan dengan berbagai macam kondisi
klien. Pengalaman merawat klien ditatanan klinik menjadi sebuah pengalaman
berharga sebagai bekal dalam menjalankan pelayanan keperawatan yang
professional. Namun hal itu tentu tidak cukup, karena kondisi klien,
pengetahuan klien yang meningkat, dan mudahnya akses informasi melalui
teknologi informasi yang saat ini berkembang pesat, menutut perawat untuk
juga mengembangkan diri untuk meningkatkan profesionalis.
E.
DAMPAK INFORMASI TEKNOLOGI TERHADAP KEPERAWATAN
Adapun
dampak negatif teknologi dalam kinerja keperawatan :
1. Dikhawatirkan akan adanya penurunan
proses berpikir kritis dari perawat tersebut, karena informasi yang didapat mudah untuk diakses.
2. Dimungkinkan pula
terjadi penurunan kepekaan antara perawat yang satu dengan yang lain ataupun
antara perawat dengan klien. Karena segala sesuatu dapat dilakukan secara
online (misaltele-health), tanpa harus tatap muka.
3. Keterbatasan kapasitas penyimpanan data
4. Kemungkinan bisa terjadi gangguan teknis (disebabkan
virus dan factor lainnya)
5. tentunya dokumentasi
keperawatan berbasis komputer juga mempunyai kelemahan, diantaranya adalah
kemampuan perawat dalam melaksanakan proses keperawatan dan keterampilan
perawat menggunakan computer.
Adapun
dampak positif teknologi dalam kinerja keperawatan :
1.
Peningkatan
mutu pelayanan
Dengan adanya internet, akan mempermudah dalam mencari
informasi sehingga memungkinkan bagi perawat untuk senantiasa mengupdate keilmuan
melalui internet dengan mengakses berbagai perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya yang berkaitan dengan bidang pelayanan keperawatan.
Selain itu, perawat sebagai salah satu bagian dari tenaga
kesehatan yang meliputi pelayanan terhadap masyarakat mulai dari tahap
promotif, preventif, ceratif sampai rehabilitative. Dengan adanya akses
internet yang mudah digunakan oleh siapa saja, maka perawat bisa menggunakan
media internet sebagai promosi kesehata yang bisa efektif dan bisa diakses oleh
siapapun.
2.
Perkembangan
ilmu pengetahuan
Menjalankan
praktik keperawatan diruang perawatan berdasarkan evidence based menjadi sebuah
tuntutan karena hal ini merupakan upaya signifikan dalam memperbaiki pelayanan
kesehatan yang berorientasi pada efektifitas biaya dan manfaat (cost-benefit
effectiveness). Menurut sebuah studi meta-analysis terhadap berbagai laporan
penelitian keperawatan yang dilakukan oleh Heater, Beckker, dan Olson (1988),
menjumpai bahwa pasien yang mendapatkan intervensi keperawatan bersumber dari
riset memiliki luaran yang lebih baik bila dibandingkan dengan pasien yang
hanya mendapatkan intervensi standar. Praktik pelayanan kesehatan yang
berdasarkan fakta empiris (evidence based practice) bertujuan untuk memberikan cara
menurut fakta terbaik dari riset yang diaplikasikan secara hati-hati dan
bijaksana dalam tindakan preventif, pendeteksian, maupun pelayanan kesehatan.
3.
Pengembangan
pelayanan keperawatan
Tuntutan
pelayanan keperawatan yang profesional dari masyarakat menuntut perawat untuk
mengupdate pengetahuannya dan menjalankan asuhan keperawatan berdasarkan
evidence based. Perawat yang bekerja di ruangan mempunyai keterbatasan
waktu untuk bisa mengakses evidence based tersebut. Beberapa
artikel tentang akses internet ditempat kerja menunjukkan bahwa adanya akses
internet akan membantu perawat dalam mengakses evidence based walau
adanya keterbatasan waktu karena mereka dapat melakukannya dengan cepat. Hal
ini akan membantu perawat meningkatkan kepercayaan diri, ketrampilan dalam
memberi asuhan dan memperoleh informasi dari beberapa rekan dari belahan dunia
lainnya.
3.
Sarana
perpustakaan
Selain
hal-hal tersebut diatas, Internet juga menyediakan fasilitas Perpustaakan
Online, yang berupa kumpulan-kumpulan Web sites dari perpustakaan kelas dunia.
Dalam Situs ini kita dapat memperoleh buku-buku yang dapat kita baca secara
online maupun offline (setelah kita download terlebih dulu) secara gratis,
buku-buku tersebut mulai dari kesehatan, ensiklopedia, Novel, Iptek, dan
sebagainya.
Sedangkan menurut Holmes (2003,dalam Sitorus 2006),
terdapat keuntungan utama dari dokumentasi berbasis komputer yaitu:
1. Standarisisasi:
terdapat pelaporan data klinik yang standar, mudah dan cepat diketahui.
2. Kualitas: meningkatkan kualitas informasi klinik dan
sekaligus meningkatkan waktu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
3. Accessebility,
legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik dari pasien dalam satu lokasi. Dokumentasi
perawatan merupakan bagian penting dari dokumentasi klinis. Namun, dokumentasi
proses keperawatan sering kurang berkualitas. Untuk meningkatkan dokumentasi
asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat maka perlu diterapkan sistem
infomasi keperawatan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Ada harapan
tinggi bahwa komputer dapat mendukung dalam dokumentasi keperawatan akan
membantu meningkatkan kualitas dokumentasi. Namun dengan diterapkannya
komputerisasi di rumah sakit juga perlu diimbangi oleh kemampuan perawat dalam
mengoperasionalkan komputer.
Untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam penggunaan
komputer maka perawat telah menyoroti kebutuhan untuk pelatihan dalam
penggunaan teknologi informasi, dan penilaian kritis penting untuk profesional
perawat (Docker, et all.,2003).
Dokumentasi keperawatan yang ada sekarang ini adalah
dokumentasi keperawatan yang berbasis kertas. Namun pada kenyataannya sering
ditemukan bahwa proses tersebut tidak terintegrasi ke dalam dokumentasi
keperawatan. Sering kita menemukan dokumentasi yang kurang lengkap, alasannya
antara lain perlu waktu yang banyak, kualitas catatan berbasis kertas masih
rendah dan pemanfaatan dokumentasi masih terbatas dari proses keperawatan.
Masalah-masalah ini menyebabkan upaya untuk mendukung proses keperawatan dengan
sistem berbasis komputer untuk mengurangi beban perawat dalam dokumentasi.
Penerapan sistem informasi keperawatan dalam dokumentasi asuhan keperawatan
bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dokumentasi asuhan
keperawatan. Dokumentasi yang berbasis komputer selain meningkatkan kualitas
juga memungkinkan penggunaan kembali data keperawatan untuk manajemen
keperawatan dan penelitian keperawatan. Hal ini seperti yang terdapat dalam
hasil penelitian dari Mueller, et all.2006 yang menyatakan bahwa kualitas
dokumentasi keperawatan semakin meningkat dengan diterapkannya Quality of
Nursing Diagnoses, Interventions, and Outcomes (Q-DIO). Penelitian ini
mendukung penggunaan Q-DIO dalam mengevaluasi dokumentasi keperawatan
diagnosis, intervensi, dan hasil asuhan keperawatan. Berdasarkan hal tersebut
maka untuk meningkatkan kualitas dokumentasi, perawat membutuhkan dukungan
melalui pendidikan agar mengetahui langkah-langkah untuk menghubungkan diagnosa
dengan intervensi, spesifik ke etiologi diidentifikasi, dan untuk
mengidentifikasi hasil asuhan keperawatan. Adanya peningkatan dokumentasi
tersebut membuktikan bahwa dengan diterapkannya Q-DIO dapat berguna sebagai
alat audit dokumentasi keperawatan dan harus dikembangkan sebagai fitur terintegrasi
secara elektronik (Mueller, et all.2006).
Selain itu adapun pengaruh dari teknologi telenursing
yaitu aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit
melalui pusat telenursing dan melalui unit mobil. Telepon triase dan home care
berkembang sangat pesat dalam aplikasi telenursing. Di dalam home care perawat
menggunakan system memonitor parameter fisiologi seperti tekanan darah, glukosa
darah, respirasi dan berat badan melalui internet.
Melalui system interaktif video, pasien contact
on-call perawat setiap waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat
sesuai dengan masalah, sebagai contoh bagaimana mengganti baju, memberikan
injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas. Secara khusus sangat membantu
untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit kronik dan kelemahan khususnya
dengan penyakit kardiopulmoner. Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk
berpartisipasi aktif di dalam perawatan, khususnya dalam management penyakit
kronis. Hal ini juga mendorong perawat menyiapkan informasi yang akurat dan
memberikan dukungan secara online. Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan
dengan menganjurkan sering kontak antara pemberi pelayanan kesehatan maupun
keperawatan dengan individu pasien dan keluarganya.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Teknologi
Informasi membantu manusia dalam berbagai bidang kehidupannya, salah satunya
dalam bidang kesehatan, ya khususnya keperawatan. Diharapkan, dengan penggunaan
TI ini, perawat dan klien sama-sama senang.
Teknologi Informasi juga bagai dua
buah mata uang, meski terdapat banyak manfaat positif, pasti ada hal negatifnya
juga, itu memang sudah menjadi pro dan kontra. Maka, kitalah sebagai pemakai,
yang harus bisa menggunakannya secara bijak.
Saran
Pemerintah atau lembaga kesehatan hendaknya segera meningkatkan standar
dan mutu sistem kesehtan di Indonesia, terutama yang berhubungan dengan
teknologi dan iinformasi, karena bila di bandingkan dengan negara lain ini
masih sangat tertinggal. Untuk membenahi hal tersebut maka harus di
butuhkan solusi cerdas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012. Kelebihan Dan Kekurangan
Komputerisasi Dalam Praktek Keperawatan.(dalam http://anaaqeelah.blogspot.com/2012/01/kelebihan-dan-kekurangan-komputerisasi.html). Diakses tanggal 13 September 2013
(10:30)
Anomim.2011. Makalah Sistem Teknologi Informasi
Kesehatan dan Keperawatan.(dalam http://haqee44.wordpress.com/2011/10/21/makalah-sistem-teknologi-informasi-kesehatan-dan-keperawatan/). Diakses tanggal 13 September 2013
(10:56)
Anonim.2012. Teknologi Informasi Dan Komunikasi (dalam http://muhyusuf90.wordpress.com/2012/10/24/teknologi-informasi-dan-komunikasi/). Diakses tanggal 13 September 2013 (
10:05)
Sulisnadewi. Dampak Teknologi Informasi Dalam Meningkatkan
Patient Safety Dan Kualitas Pelayanan Keperawatan.(dalam http://www.fik.ui.ac.id). Diakses tanggal 13 September 2013
(11:15)