Senin, 21 November 2016

DAMPAK TEKNOLOGI DAN INFORMASI KOMPUTER DALAM BIDANG KEPERAWATAN



DAMPAK TEKNOLOGI DAN INFORMASI KOMPUTER DALAM BIDANG KEPERAWATAN


1013210684a93557b61503ae4a0180fe_400x400.jpeg


Disusun oleh   :
Nama              : Moh. rizky
NIM                : 2016010




SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA NUSANTARA PALU

Tahun ajaran 2016/2017

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
            Dengan mengucap Alhamdulillah saya dapat menyusun makalah yang berjudul “DAMPAK TEKNOLOGI KOMPUTER DIBIDANG KEPERAWATAN”. Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah membimbing kami dalam setiap materi tentang IT, tidak lupa teman-teman yang senantiasa kami banggakan yang semoga kita selalu dalam lindungan Allah serta dapat berjuang dijalan Allah SWT.
            Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu kami mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun tentunya. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila dalam penulisan masih terdapat kalimat-kalimat yang kurang dapat dipahami agar menjadi maklum.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

DAFTAR PUSTAKA



KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..ii

BAB I      PENDAHULUAN…………………………………………………………………..1

            LATAR BELAKANG…………………………………………………………………1

            TUJUAN……………………………………………………………………………….1

BAB II      LANDASAN MATERI…………………………………………………………….2

            DASAR MATERI…….....................................................................................................2

BAB III    PEMBAHASAN……………………………………………………………………3

A.    SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN………………………………………...3

B.     SEJARAH SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN…………………………….3

C.     TEKNOLOGI INFORMASI……………………………………………………….4

D.    TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG KEPERAWATAN……………...5

E.     DAMPAK TEKNOLOGI DALAM BIDANG KEPERAWATAN..........................6-9

BAB IV     PENUTUP………………………………………………………………….………10

            KESIMPULAN………………………………………………………………………...10

            SARAN………………………………………………………………………………...10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….11

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
 Perkembangan  teknologi dan informasi yang sangat pesat  menyebabkan  pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga semakin berkembang. Perkembangan pengetahuan masyarakat , membuat masyarakat lebih menuntut pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan. Kebutuhan layanan kesehatan  termasuk keperawatan yang cepat, efisien dan efektif menjadi tuntutan masyarakat  saat ini. Hal tersebut telah membuat dunia keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi (Rini, 2009)
Perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya peningkatan mutu, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi berikut dengan dokumentasi
Kualitas atau mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit bergantung kepada kecepatan, kemudahan, dan ketepatan dalam melakukan tindakan keperawatan. Dalam hal ini  perawat   berada dalam posisi kunci untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui strategi dan intervensi yang mendukung keselamatan pasien.
Manfaat teknologi memang cukup besar dalam meningkatkan keselamatan pasien dan kualitas pelayanan keperawatan. Namun dampak negatif yang timbul dari penggunaan teknologi tersebut, tidak boleh diabaikan.
Meskipun diakui bahwa teknologi dapat mempromosikan perasaan keselamatan pada pasien, teknologi tidak pernah bisa menggantikan kedekatan dan empati sentuhan manusia  (Almerud ,et al , 2008 dalam Harley & Timmos 2010)


2.      Tujuan
Dengan hadirnya teknologi dan informasi yang semakin modern, para perawat dituntut untuk dapat mengetahui dan menerapkan kecanggihan teknologi dalam bidang keperawatan dengan tujuan untuk lebih mudah dan lebih fleksibe


BAB II
LANDASAN MATERI

DASAR MATERI

Teknologi:
dari kata Bahasa Perancis yaitu “La Teknique“ yang dapat diartikan dengan ”Semua proses yang dilaksanakan dalam upaya untuk mewujudkan sesuatu secara rasional”. Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan sesuatu tersebut dapat saja berupa benda atau konsep.
Informasi :
data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti dan bermanfaat bagi manusia (Husein dan Wibowo, 2002).
data yang telah diolah  dan dianalisa secara formal, dengan cara yang benar dan secara efektif, sehingga hasilnya bisa bermanfaat dalam operasional dana manajemen (Sabarguna, 2003).
data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau di masa mendatang (Davis, 2002).





















 BAB III
PEMBAHASAN



A.    SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN
Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu komputer, informasi dan keperawatan yang disusun untuk mempermudah manajemen, proses pengambilan keputusan, dan pelaksanaan asuhan keperawatan. Salah satu penggunaan sistem informasi keperawatan di kembangkan pada tahun 1960-1970-an  adalah dengan pendokumentasian keperawatan terkomputerisasi. Pendokumentasian terkomputerisasi memfasilitasi pembakuan klasifikasi asuhan keperawatan sehingga menghilangkan ambiguitas dalam pendokumentasian keperawatan. Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan  tentang  standar dokumentasi, komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu organisasi.

B.     SEJARAH SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN
Komputer telah dikenal berpuluh – puluh tahun lalu, tetapi rumah sakit terlambat dalam menangkap revolusi komputer. Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari komputer, usaha pertama dalam menggunakan komputer oleh perawat terjadi pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, penggunaannya mencakup automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status dan perawatan pasien dan penyimpanan  hasil sensus dan gambaran staf keperawatan untuk analisa kecenderungan masa depan staf.
Pada pertengahan tahun 1970-an ide dari sistem informasi rumah sakit diterapkan dan perawat mulai menerapkan sistem informasi manajemen keperawatan. Pada akhir tahun 1980-an munculah sistem mikro komputer yang semakin mendukung pengembangan sistem informasi keperawatan. Di Indonesia sistem informasi manajemen keperawatan masih minim penerapannya, pendokumentasian keperawatan umumnya masih menggunakan  pendokumentasian tertulis. Pemerintah Indonesia sudah memiliki visi tentang sistem informasi kesehatan nasional, yaitu Reliable Health Information 2010 (Depkes,2001).
Pada perencanaannya sistem informasi kesehatan akan di bangun di Rumah Sakit kemudian di masyarakat,tetapi pelaksanaanya belum optimal.


C.    TEKNOLOGI INFORMASI
Pengertian teknologi informasi adalah perolehan, pemprosesan, penyimpanan dan penyebaran informasi baik yang berbentuk angka, huruf, gambar maupun suara dengan alat electronic berdasarkan kombinasi antara perhitungan (computing) dan komunikasi jarak jauh (telecommunications). Perlu di ketahui bahwa jika pada masa lalu penanganan informasi mengandalkan pada kertas, artinya semakin banyak informasi semakin banyak kertas yang di butuhkan atau di simpan  sedangkan sekarang hal itu telah beralih ke”impulse”electric yang berukuran mini dengan kemampuan simpan lebih besar di bandingkan dengan kertas. Contoh, satu disket /flopdy/compact disk dapat memuat atau di isi sejumlah  informasi setara dengan satu buku berukuran sedang.
Ada tiga komponen utama dari teknologi informasi antara lain :
1.    Komputer adalah mesin electronic yang mampu untuk membuat kalkulasi dengan kapasitas yang besar dan sangat cepat.
2.    Mikro electronik adalah rancang bangun (disain) penerapan dan produksi dari peralatan elektronik yang berukuran sangat kecil yang terdiri dari komponen-komponen yang rumit.
3.    Telkomunikasi adalah trasmisi  informasi melalui kabel atau gelombang radio, komponen-komponen utama akan di bahas secara rinci kemudian.

1. Komputer
Upaya pertama untuk memproses data dengan peralatan electronic di lakukan di Amerika Serikat oleh Herman Hollerith pada decade 1890-an dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan akan cara lebih baik untuk mencatat  dan menganalisis hasil sensus di Amerika Serikat. Hollerith  berpikir akan perlunya otomatisasi proses, dia bertolak dari gagasan  penemuan sebelumnya. Alat ini di namakan “punched card” oleh Charles Babbage yang berkebangsaan Inggris. Holerith merakit berbagai komponen mekanis electris dan mendisain suatu tabulator yang mampu ”membaca“ informasi yang di muat dalam suatu card/kartu. Tabulator penemuan Hollerith tersebut bekerja sangat sukses, karena berhasil mengurangi jam kerja sekitar 1/3 waktu yang di butuhkan orang untuk menangani kegiatan bersangkutan.
Alat temuan Holerith ini untuk beberapa decade  telah membentuk dasar-dasar pemrosesan data di bidang komersial. Berbagai upaya perintis untuk menciptakan mesin yang dapat membantu pemecahan masalah atau computer dilakukan semasa perang dunia ke 2, sejalan dengan usaha-usaha para ilmuwan negara-negara sekutu mencari cara untuk memecahkan kode-kode pihak musuh.


Dengan pengembangan computer terus berlangsung sampai decade 1960-an, kita mengenal adanya computer dengan ukuran besar, biasanya di sebut ‘MAINFRAME’ alat ini perlu di tempatkan dalam ruang khusus dan harus mempunyai ”AC”. MAINFRAME sebagai mesin computer induk dilengkapi atau di hubungkan dengan beberapa mini computer, masing-masing memerlukan tempat seukuran meja kantor dan juga perlu di tempatkan dalam ruangan yang ber-AC. Jenis computer lain adalah microcomputer ukuranya lebih kecil dan lebih ringan daripada mini computer serta tidak memerlukan lingkungan dan ruangan yang khusus

D.    TEKNOLOGI DAN INFORMASI DALAM BIDANG KEPERAWATAN
Pemanfaatan teknologi akan semakin meningkat seiring dengan perkembangan kebutuhan manusia. Perkembangan teknologi mempunyai peran penting terhadap kehidupan manusia termasuk di dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan. Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang ikut serta berperan dalam pelayanan kesehatan merasakan dampaknya. Perkembangan teknologi informasi khususnya internet memberi peluang kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang salah satu persoalan penting yang dihadapi sehari hari yaitu kesehatan. Peningkatan pemahaman tentang kesehatan ini dapat membawa pengaruh yang sangat besar terhadap cara pandang masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehari-hari yang dapat memberikan dampak terhadap kesehatan manusia. Sebagai contoh konsumsi makanan yang menyehatkan dan penjelasan berbagai alternatif bahan obat-obatan yang dapat membantu mengobati penyakit yang sedang diderita.
Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesii menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik. Dalam melaksanakan praktik keperawatan, tentunya perawat berhadapan dengan berbagai macam kondisi klien. Pengalaman merawat klien ditatanan klinik menjadi sebuah pengalaman berharga sebagai bekal dalam menjalankan pelayanan keperawatan yang professional. Namun hal itu tentu tidak cukup, karena kondisi klien, pengetahuan klien yang meningkat, dan mudahnya akses informasi melalui teknologi informasi yang saat ini berkembang pesat, menutut  perawat untuk juga mengembangkan diri untuk meningkatkan profesionalis.


E.     DAMPAK INFORMASI TEKNOLOGI TERHADAP KEPERAWATAN

Adapun dampak negatif teknologi dalam kinerja keperawatan :
1. Dikhawatirkan akan adanya penurunan proses berpikir kritis dari perawat tersebut, karena   informasi yang didapat mudah untuk diakses.
2. Dimungkinkan pula terjadi penurunan kepekaan antara perawat yang satu dengan yang lain ataupun antara perawat dengan klien. Karena segala sesuatu dapat dilakukan secara online (misaltele-health), tanpa harus tatap muka.
3. Keterbatasan kapasitas penyimpanan data
4. Kemungkinan bisa terjadi gangguan teknis (disebabkan virus dan factor lainnya)
5. tentunya dokumentasi keperawatan berbasis komputer juga mempunyai kelemahan, diantaranya adalah kemampuan perawat dalam melaksanakan proses keperawatan dan keterampilan perawat menggunakan computer.


Adapun dampak positif teknologi dalam kinerja keperawatan :
1.   Peningkatan mutu pelayanan

     Dengan adanya internet, akan mempermudah dalam mencari informasi sehingga memungkinkan bagi perawat untuk senantiasa mengupdate keilmuan melalui internet dengan mengakses berbagai perkembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan bidang pelayanan keperawatan.

Selain itu, perawat sebagai salah satu bagian dari tenaga kesehatan yang meliputi pelayanan terhadap masyarakat mulai dari tahap promotif, preventif, ceratif sampai rehabilitative. Dengan adanya akses internet yang mudah digunakan oleh siapa saja, maka perawat bisa menggunakan media internet sebagai promosi kesehata yang bisa efektif dan bisa diakses oleh siapapun.

2.      Perkembangan ilmu pengetahuan
Menjalankan praktik keperawatan diruang perawatan berdasarkan evidence based menjadi sebuah tuntutan karena hal ini merupakan upaya signifikan dalam memperbaiki pelayanan kesehatan yang berorientasi pada efektifitas biaya dan manfaat (cost-benefit effectiveness). Menurut sebuah studi meta-analysis terhadap berbagai laporan penelitian keperawatan yang dilakukan oleh Heater, Beckker, dan Olson (1988), menjumpai bahwa pasien yang mendapatkan intervensi keperawatan bersumber dari riset memiliki luaran yang lebih baik bila dibandingkan dengan pasien yang hanya mendapatkan intervensi standar. Praktik pelayanan kesehatan yang berdasarkan fakta empiris (evidence based practice) bertujuan untuk memberikan cara menurut fakta terbaik dari riset yang diaplikasikan secara hati-hati dan bijaksana dalam tindakan preventif, pendeteksian, maupun pelayanan kesehatan.

3.      Pengembangan pelayanan keperawatan
 Tuntutan pelayanan keperawatan yang profesional dari masyarakat menuntut perawat untuk mengupdate pengetahuannya dan menjalankan asuhan keperawatan berdasarkan evidence based. Perawat yang bekerja di ruangan mempunyai keterbatasan waktu untuk bisa mengakses evidence based tersebut.  Beberapa artikel tentang akses internet ditempat kerja menunjukkan bahwa adanya akses internet akan membantu perawat dalam mengakses evidence based walau adanya keterbatasan waktu karena mereka dapat melakukannya dengan cepat. Hal ini akan membantu perawat meningkatkan kepercayaan diri, ketrampilan dalam memberi asuhan dan memperoleh informasi dari beberapa rekan dari belahan dunia lainnya.
3.      Sarana perpustakaan
Selain hal-hal tersebut diatas, Internet juga menyediakan fasilitas Perpustaakan Online, yang berupa kumpulan-kumpulan Web sites dari perpustakaan kelas dunia. Dalam Situs ini kita dapat memperoleh buku-buku yang dapat kita baca secara online maupun offline (setelah kita download terlebih dulu) secara gratis, buku-buku tersebut mulai dari kesehatan, ensiklopedia, Novel, Iptek, dan sebagainya.


Sedangkan menurut Holmes (2003,dalam Sitorus 2006), terdapat keuntungan utama dari dokumentasi berbasis komputer yaitu:
1. Standarisisasi: terdapat pelaporan data klinik yang standar, mudah dan cepat diketahui.
2.    Kualitas: meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan waktu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
3. Accessebility, legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik dari pasien dalam satu lokasi. Dokumentasi perawatan merupakan bagian penting dari dokumentasi klinis. Namun, dokumentasi proses keperawatan sering kurang berkualitas. Untuk meningkatkan dokumentasi asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat maka perlu diterapkan sistem infomasi keperawatan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Ada harapan tinggi bahwa komputer dapat mendukung dalam dokumentasi keperawatan akan membantu meningkatkan kualitas dokumentasi. Namun dengan diterapkannya komputerisasi di rumah sakit juga perlu diimbangi oleh kemampuan perawat dalam mengoperasionalkan komputer.
Untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam penggunaan komputer maka perawat telah menyoroti kebutuhan untuk pelatihan dalam penggunaan teknologi informasi, dan penilaian kritis penting untuk profesional perawat (Docker, et all.,2003).
Dokumentasi keperawatan yang ada sekarang ini adalah dokumentasi keperawatan yang berbasis kertas. Namun pada kenyataannya sering ditemukan bahwa proses tersebut tidak terintegrasi ke dalam dokumentasi keperawatan. Sering kita menemukan dokumentasi yang kurang lengkap, alasannya antara lain perlu waktu yang banyak, kualitas catatan berbasis kertas masih rendah dan pemanfaatan dokumentasi masih terbatas dari proses keperawatan. Masalah-masalah ini menyebabkan upaya untuk mendukung proses keperawatan dengan sistem berbasis komputer untuk mengurangi beban perawat dalam dokumentasi. Penerapan sistem informasi keperawatan dalam dokumentasi asuhan keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan. Dokumentasi yang berbasis komputer selain meningkatkan kualitas juga memungkinkan penggunaan kembali data keperawatan untuk manajemen keperawatan dan penelitian keperawatan. Hal ini seperti yang terdapat dalam hasil penelitian dari Mueller, et all.2006 yang menyatakan bahwa kualitas dokumentasi keperawatan semakin meningkat dengan diterapkannya Quality of Nursing Diagnoses, Interventions, and Outcomes (Q-DIO). Penelitian ini mendukung penggunaan Q-DIO dalam mengevaluasi dokumentasi keperawatan diagnosis, intervensi, dan hasil asuhan keperawatan. Berdasarkan hal tersebut maka untuk meningkatkan kualitas dokumentasi, perawat membutuhkan dukungan melalui pendidikan agar mengetahui langkah-langkah untuk menghubungkan diagnosa dengan intervensi, spesifik ke etiologi diidentifikasi, dan untuk mengidentifikasi hasil asuhan keperawatan. Adanya peningkatan dokumentasi tersebut membuktikan bahwa dengan diterapkannya Q-DIO dapat berguna sebagai alat audit dokumentasi keperawatan dan harus dikembangkan sebagai fitur terintegrasi secara elektronik (Mueller, et all.2006).
Selain itu adapun pengaruh dari teknologi telenursing yaitu aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat telenursing dan melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat pesat dalam aplikasi telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan system memonitor parameter fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui internet.
Melalui system interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas. Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit kardiopulmoner. Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam perawatan, khususnya dalam management penyakit kronis. Hal ini juga mendorong perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan secara online. Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan dengan menganjurkan sering kontak antara pemberi pelayanan kesehatan maupun keperawatan dengan individu pasien dan keluarganya.

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Teknologi Informasi membantu manusia dalam berbagai bidang kehidupannya, salah satunya dalam bidang kesehatan, ya khususnya keperawatan. Diharapkan, dengan penggunaan TI ini, perawat dan klien sama-sama senang.
Teknologi Informasi juga bagai dua buah mata uang, meski terdapat banyak manfaat positif, pasti ada hal negatifnya juga, itu memang sudah menjadi pro dan kontra. Maka, kitalah sebagai pemakai, yang harus bisa menggunakannya secara bijak.

Saran
Pemerintah atau lembaga kesehatan hendaknya segera meningkatkan standar dan mutu sistem kesehtan di Indonesia, terutama yang berhubungan dengan teknologi dan iinformasi, karena bila di bandingkan dengan negara lain ini masih sangat tertinggal. Untuk membenahi hal tersebut maka harus di butuhkan solusi cerdas.











DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012. Kelebihan Dan Kekurangan Komputerisasi Dalam Praktek Keperawatan.(dalam          http://anaaqeelah.blogspot.com/2012/01/kelebihan-dan-kekurangan-komputerisasi.html). Diakses tanggal 13 September 2013 (10:30)

 

Anomim.2011. Makalah Sistem Teknologi Informasi Kesehatan dan Keperawatan.(dalam http://haqee44.wordpress.com/2011/10/21/makalah-sistem-teknologi-informasi-kesehatan-dan-keperawatan/). Diakses tanggal 13 September 2013 (10:56)

Anonim.2012. Teknologi Informasi Dan Komunikasi  (dalam http://muhyusuf90.wordpress.com/2012/10/24/teknologi-informasi-dan-komunikasi/). Diakses tanggal 13 September 2013 ( 10:05)

Sulisnadewi. Dampak Teknologi Informasi Dalam Meningkatkan Patient Safety Dan Kualitas Pelayanan Keperawatan.(dalam http://www.fik.ui.ac.id). Diakses tanggal 13 September 2013 (11:15)